CERPEN: CERITA RANTI DARIKU UNTUKNYA (2009)
Ranti adalah seorang gadis yang merasa di dalam hidupnya terlalu banyak kesedihan yang ia alami. Ia mempunyai banyak teman, namun ia merasa tidak ada satu pun temannya yang mengetahui tentang perasaannya yang sebenarnya.
Perilakunya lama-lama semakin buruk, ia mulai mengenal dunia rokok dan minum-minuman keras, tentunya hanya dinikmati seorang diri. Ia mulai nyaman dengan keadaannya seorang diri, ia mulai menjauhi teman-temannya dan segala hal yang menyangkut banyak orang. Dia hanya berfikir, “Ia harus tetap bertahan hidup hanya dengan seorang diri” Lambat laun hidupnya semakin jauh dan berubah, ia nampak tak pernah lagi tersenyum dan tertawa riang seperti dahulu, dan hanya emosi yang meliputi hari-harinya.
Tanpa ia sadari, ada seseorang yang terus memperhatikannya. Seorang laki-laki yang tidak ia kenal sama sekali. Laki-laki itu seperti mengetahui semua apa yang dirasakan Ranti, bahkan lebih tau dibanding teman-teman Ranti. Laki-laki itu bernama Jody.
Jody mulai hadir dalam kehidupan Ranti, mulai dari hanya sapaan yang diabaikan, hingga surat-surat yang selalu mengomentari hari-hari Ranti. Ranti awalnya tidak begitu merasakan kehadiran Jody dalam hidupnya, ia hanya menganggap angin lalu yang kehadiranya tidak perlu dirasakan.
Suatu ketika Jody melihat Ranti merokok sambil marah-marah di depan umum, ia lalu memberikan surat kepada Ranti. Ranti yang diliputi emosi tinggi merobek surat itu, ketika ia merasa isi tulisan Jody sebagai perhatian yang berlebihan, perhatian yang tidak pernah ia dapatkan dari teman-temannya.
Namun ternyata di sisi lain Jody tidak begitu saja menyerah, ia pun memberikan Ranti surat lagi. Kali ini Ranti pun duduk dengan tenang ketika membaca surat itu. Surat dengan tinta biru yang menghiasi kertasnya,
“Emosi, amarah, tidak pernah lepas dari hidup kita. Kadang kita tidak tau dari mana asalnya amarah itu. Tapi aku yakin jika emosi dibalut dengan kasih, tidak akan pernah ada amarah”
Ranti mulai mencerna kata-kata dan makna di balik isi surat tersebut. Kini ia mulai sadar, ada seseorang yang memperhatikannya. Mengetahui perasaan dan segala hal yang dialami oleh dirinya.
Kali ini, Ranti mulai mencari Jody. Setiap hari Ranti mulai menunggu surat-surat Jody, baginya Jody adalah sahabat terdekatnya, walaupun Ranti sendiri tidak mengenal Jody secara penuh. Ia hanya tau, bahwa Jody seseorang laki-laki yang dewasa yang pendiam dan hanya mau berkata-kata melalui surat.
Tanpa Ranti sadari pula, ia selalu menerima nasehat-nasehat Jody dan mulai mengubah hidupnya. Ia ingin mengenal Jody jauh lebih dalam, tapi saat itu pula Jody sudah jarang terlihat dalam hari-hari Ranti.
Setiap pagi, Ranti duduk termenung, menanti surat-surat Jody yang kian lama semakin tidak pernah mengisi hari – harinya. Ranti menangis, ia berteriak ketika sadar Jody semakin menghilang. Ia marah, ia menyalahkan keadaan dan menyalahkan Jody yang ia rasa sudah terlanjur ia masukkan dalam hidupnya.
Saat hening malam, Ranti bertanya pada Tuhan. Segala pertanyaan, segala tanya “kenapa” ia lontarkan dibalik tangisannya. Namun setelah ia menumpahkan segala yang ia rasakan, ia tersadar karena Jody ia berubah, karena Jody ia mulai mengenal Tuhan lagi dan karena Jody ia bisa merasakan kasih sayang dan sebuah perhatian. Saat itu pula Ranti tau bahwa dirinya memerlukan teman dalam kehidupan ini.
Sebuah cerita singkatku yang aku tulis untuk seseorang yang pernah ada didalam hidupku...dan mengajarkan arti kedewasaan dan arti kehadiran orang lain dan Tuhan dalam hidupku,,,,
Thx,,,
Thx pernah menjadi temanku dalam hari-hari terberatku
Thx pernah memberiku tawa
Thx semua bantuannya
Thx atas supportnya
Thx pernah menyadarkanku bahwa aku tak sendiri
Perilakunya lama-lama semakin buruk, ia mulai mengenal dunia rokok dan minum-minuman keras, tentunya hanya dinikmati seorang diri. Ia mulai nyaman dengan keadaannya seorang diri, ia mulai menjauhi teman-temannya dan segala hal yang menyangkut banyak orang. Dia hanya berfikir, “Ia harus tetap bertahan hidup hanya dengan seorang diri” Lambat laun hidupnya semakin jauh dan berubah, ia nampak tak pernah lagi tersenyum dan tertawa riang seperti dahulu, dan hanya emosi yang meliputi hari-harinya.
Tanpa ia sadari, ada seseorang yang terus memperhatikannya. Seorang laki-laki yang tidak ia kenal sama sekali. Laki-laki itu seperti mengetahui semua apa yang dirasakan Ranti, bahkan lebih tau dibanding teman-teman Ranti. Laki-laki itu bernama Jody.
Jody mulai hadir dalam kehidupan Ranti, mulai dari hanya sapaan yang diabaikan, hingga surat-surat yang selalu mengomentari hari-hari Ranti. Ranti awalnya tidak begitu merasakan kehadiran Jody dalam hidupnya, ia hanya menganggap angin lalu yang kehadiranya tidak perlu dirasakan.
Suatu ketika Jody melihat Ranti merokok sambil marah-marah di depan umum, ia lalu memberikan surat kepada Ranti. Ranti yang diliputi emosi tinggi merobek surat itu, ketika ia merasa isi tulisan Jody sebagai perhatian yang berlebihan, perhatian yang tidak pernah ia dapatkan dari teman-temannya.
Namun ternyata di sisi lain Jody tidak begitu saja menyerah, ia pun memberikan Ranti surat lagi. Kali ini Ranti pun duduk dengan tenang ketika membaca surat itu. Surat dengan tinta biru yang menghiasi kertasnya,
“Emosi, amarah, tidak pernah lepas dari hidup kita. Kadang kita tidak tau dari mana asalnya amarah itu. Tapi aku yakin jika emosi dibalut dengan kasih, tidak akan pernah ada amarah”
Ranti mulai mencerna kata-kata dan makna di balik isi surat tersebut. Kini ia mulai sadar, ada seseorang yang memperhatikannya. Mengetahui perasaan dan segala hal yang dialami oleh dirinya.
Kali ini, Ranti mulai mencari Jody. Setiap hari Ranti mulai menunggu surat-surat Jody, baginya Jody adalah sahabat terdekatnya, walaupun Ranti sendiri tidak mengenal Jody secara penuh. Ia hanya tau, bahwa Jody seseorang laki-laki yang dewasa yang pendiam dan hanya mau berkata-kata melalui surat.
Tanpa Ranti sadari pula, ia selalu menerima nasehat-nasehat Jody dan mulai mengubah hidupnya. Ia ingin mengenal Jody jauh lebih dalam, tapi saat itu pula Jody sudah jarang terlihat dalam hari-hari Ranti.
Setiap pagi, Ranti duduk termenung, menanti surat-surat Jody yang kian lama semakin tidak pernah mengisi hari – harinya. Ranti menangis, ia berteriak ketika sadar Jody semakin menghilang. Ia marah, ia menyalahkan keadaan dan menyalahkan Jody yang ia rasa sudah terlanjur ia masukkan dalam hidupnya.
Saat hening malam, Ranti bertanya pada Tuhan. Segala pertanyaan, segala tanya “kenapa” ia lontarkan dibalik tangisannya. Namun setelah ia menumpahkan segala yang ia rasakan, ia tersadar karena Jody ia berubah, karena Jody ia mulai mengenal Tuhan lagi dan karena Jody ia bisa merasakan kasih sayang dan sebuah perhatian. Saat itu pula Ranti tau bahwa dirinya memerlukan teman dalam kehidupan ini.
Sebuah cerita singkatku yang aku tulis untuk seseorang yang pernah ada didalam hidupku...dan mengajarkan arti kedewasaan dan arti kehadiran orang lain dan Tuhan dalam hidupku,,,,
Thx,,,
Thx pernah menjadi temanku dalam hari-hari terberatku
Thx pernah memberiku tawa
Thx semua bantuannya
Thx atas supportnya
Thx pernah menyadarkanku bahwa aku tak sendiri
Komentar
Posting Komentar