Paspor Online (Bikin Paspor Baru)


              Beberapa hari lalu gue iseng bikin buat paspor online, sebenernya gue males buat ngurus sesuatu yang berhubungan dengan kepemerintahan, maklum sempet ribet waktu ngurus di depnaker. Beberapa bulan gue denger dari saudara gue kalo ada bikin paspor online katanya lebih mudah dibanding manual yang rame, apalagi kalo lagi pas dengan musim naik haji, bisa rame banget. Jadi gue pun memutuskan buat bikin paspor dengan online.

                Dua minggu sebelum bikin paspor online, gue coba browsing tentang tata cara bikin paspor online. Dan gue baru tau kalo sekarang harga bikin paspor sudah naik semenjak bulan Juli (kalo ga salah). Buat 48 Hal 355ribu dan 24Hal 155ribu. Kebetulan gue ketika bayar di teller bank gue kena biaya administrasi sebesar 5ribu, jadinya 360rb (kebetulan gue ambil 48Hal)
                Waktu gue baca tulisan di forum tentang paspor online, gue jadi ketakutan. Pasalnya KTP  dan KK gue itu tulisannya “Belum Menikah” sedangkan gue udah nikah. Gue udah ketar ketir. Terus kebetulan nama nyokap gue pake nama baptis, sedangkan di KK dan Akte gue tanpa nama baptis. Gue baca di beberapa forum yang kejadian sama kayak gue waktu wawancara akan dipermasalah dan dijadikan ajang untuk mencari keuntungan. Gue pun buru-buru bikin KK dan KTP baru.
                Setelah persyaratan gue rasa lengkap, gue pun coba buka situs imigrasi http://www.imigrasi.go.id/  dan gue pun mengikuti proses yang ada : 
  1.    Proses Online Tahap I
  •  Pilih Pra Permohonan Personal (Jika bingung, bisa banget lho klik petunjuk supaya nggak bingung waktu ngisi)
  • Isilah tabel yang disediakan dengan benar dan sesuai dengan KTP dan KK
  • Bagi yang ingin bikin paspor baru, pilih Baru-Paspor Biasa. Nanti akan ada pilihan berapa halaman buku paspor kalian. Kalo gue sih pilih 48 Hal. Sejujurnya gue sih kurang paham apa bedanya antara 48 Hal dan 24 Hal. Sebenarnya bedanya Cuma di jumlah halamannya saja. Waktu itu sih gue pernah milih 24 Hal dengan tujuan supaya murah, toh gue palingan juga jarang pergi keluar negri. Tapi katanya 24 Hal itu untuk TKI. Ada juga yang bilang, nggak semua Kanim menyediakan 24Hal jadi yang memilih 24Hal nantinya juga akan diarahkan ke 48Hal. Tapi sih gue baca di situs imigrasi sendiri yang menggambarkan buku paspor 24Hal dan 48Hal diatas timbangan yang seimbang yang berarti bahwa keduanya sama saja hanya beda jumlah halamannya.
  • Untuk No identitas, gue pilih KTP WNI dan mengisi dengan no KTP gue. Katanya sih kalo pilihan NIK itu buat anak-anak yang bisa yang NIK nya bisa dilihat di KK.
  • Setelah menginput halaman pertama tentang data pribadi kita, halaman kedua kita mengisi alamat kita, ortu, kantor , nama ortu dan suami/istri. Lalu kita klik Lanjut. Setelah itu akan keluar data inputan kita tadi, kita harus cek dengan benar supaya nggak ada kesalahan. Disitu ditulis biaya yang harus kita bayar, jadwal tersedia di Kanim dan pembayaran dimana.     
2. Pembayaran 
  •  Setelah kita menyelesaikan proses online, email kita akan dikirim dari SPRI berupa lembar untuk pembayaran di BNI. Di lembar itu ada nama kita, jumlah uang dan kode kita.
  •   Setelah lembar  itu di print, kita bisa langsung melakukan pembayaran di BNI. Kita bisa langsung menyerahkan kertas tadi ke teller. Kebetulan gue kena biaya administrasi 5ribu (gue nggak tau kalo di Kasir BNI di Kanim). Setelah itu gue dapat semacam slip 3 rangkap (1 asli dan 2 copyan). Didalam slip itu ada no jurnal bank yang nantinya harus kita input kembali. 
3.       Proses Online Tahap II
  • Kita buka kembali email kita, buka yang berasal dari SPRI lalu dibagian agak bawah ada link-an dengan cara mengklik kata “LANJUT” yang bertujuan untuk mengkonfirmasi pembayaran kita. Lalu isikan dengan no jurrnal yang ada di slip yang kita terima dari bank. Maka akan ada pemberitahuan apakah pembayaran kita sudah sukses atau belum. 
  •  Jika sukses, kita akan disuruh memilih jadwal kapan kita ke Kanim. Kebetulan gue pilih hari paling deket, karena nggak tersedia hari Jumat jadi gue pilih hari Senin.
  • Setelah kita memilih, kita akan di kirimi email lagi yang berisi lembar PDF 2 lembar yaitu LEMBAR PERMOHONAN yang harus di print dan diisi.
  • Kebetulan di era gue, tidak disuruh melakukan upload scan-an asli KTP, KK dll. Persyaratan langsung dibawa ke Kanim. Persayaran berupa :
a.       Fotocopy KTP (cukup bagian yang ada data diri kita)..ingat kertas tidak usah dipotong
b.      Fotocopy KK
c.       Fotocopy AKTA LAHIR/IJASAH/AKTA NIKAH/SURAT BAPTIS (boleh pilih yang mana)
d.      Surat rekomendasi dari kantor (jika perlu)
e.      Surat Pernyataan (Surat ini dapat di Kanim…GRATIS biasanya nanti akan ngantri buat ambil surat ini sama map kuning bercapkan Kanim.

Dan beberapa hal yang harus diperhatikan :
           a.       JANGAN LUPA BAWA MATERAI 6000 (untuk ditempel disurat pernyataan)
           b.      JANGAN LUPA BAWA PENA HITAM (ceritanya gue kebawa pena biru dan akhirnya harus 
                minjem sana sini)
           c.       Pakai pakaian rapi dan sopan soalnya langsung sesi Foto dan Wawancara di hari itu juga
          d.      Jangan pakai sandal
          e.      Datang agak pagi supaya bisa no antrian cepat untuk foto

Kebetulan letak Kanim dan rumah gue lumayan jauh, jadi gue pun berangkat dari rumah jam setengah 7 pagi, walaupun gue tau kalo bukanya Kanim itu jam 08.00. Kira-kira gue nyampe disana sekitar jam 7.15 disitu sudah ada beberapa orang yang duduk menunggu kantor buka.

Tepat jam 8, kantor pun buka. Semua orang-orang yang dari tadi nunggu langsung berhambur masuk. Gue ngelihat ada 6 loket yang tersedia. Di loket 6 tertulis khusus jalur online tanpa antri. Gue sempet bertanya ke salah satu petugas, gue harus gimana. Ternyata gue harus ngantri untuk mengambil form dan map kuning. Saat itu, petugas akan bertanya kita jalur apa dan nanti akan diberi lembar permohonan, surat pernyataan dan map. Gue agak bingung sih kenapa harus mengisi lagi lembar permohonan yang isi dan bentuknya sama dengan lembar permohonan yang berasal dari email. Gue bikin paspor sama nyokap dan kakak gue. Kebetulan kami bertiga nggak bawa pena hitam, jadi harus nunggu lama buat ngisi form itu. Setelah form diisi lengkap (jika bingung ngisinya, bisa melihat contoh yang sudah terisi di situ). Lalu menulis Nama dan Alamat di map bagian depan. Lalu bawa map itu ke loket online, petugas akan mengecek (kadang diminta berkas aslinya), dan akan diberikan lembar bukti pembayaran kita. Lembar pembayaran di bawa ke petugas yang berada di depan ruang wawancara dan foto, nanti petugas memberikan no antrian, dan menyuruh kita kembali ke loket online untuk menyerahkan bukti pembayar. Setelah itu kita menunggu panggilan untuk foto dan wawancara.
Pertama kita dipanggil untuk sebuah ruangan untuk foto, sambil ditanya kebenaran nama dan tanggal lahir, plus diminta sidik jari. Terus kita duduk kembali menunggu panggilan untuk wawancara. Ketika wawancara, petugas akan bertanya tentang kebenaran nama, tempat tinggal dan tanggal lahir. Ada juga sih petugas yang bertanya dimana kita kerja dan kerja apa (kayaknya sih terserah petugasnya mau nanya apa). Disitu kita akan ngelihat foto hasil tadi beserta data kita (saran gue sih mending sisiran dulu, kalo nggak jadi kayak gue yang full muka dengan rambut lepek..heheh). Kita disuruh tanda tangan di lembar untuk pengambilan paspor dan di buku paspor sendiri. Terus kita dikasih deh lembar blanko pengambilan paspor. Paspor jadi 3 hari kerja, biasanya akan diberi tau tanggalnya di blankonya.
Gue duluan yang sudah selesai, gue harap-harap cemas nunggu kakak gue yang duluan dipanggil tapi nggak selesai. Gue takut punya kakak gue akan dipermasalah soalnya di KK dan KTP status dan pekerjaannya beda, maklum KTP lama yang belum diperbarui datanya. Tapi untungnya sih petugasnya lagi sibuk dan tidak mempermasalahkan. Begitu juga dengan nyokap gue yang agak lama di wawancarai, karena nama nyokap gue di akta pake A tapi di KK/KT pake O (misal : susila…susilo). Tapi kemudian petugas menyarankan untuk menggunakan sama seperti akta.
Intinya sih gue lumayan puas dengan pelayan Kanim di kota ini. Jika semua kantor pemerintah sebaik dan sebersih ini mungkin masyarakat  tidak usah menggunakan calo untuk mengurus di kantor pemerintahan.

Komentar

  1. Maaf tny lg…..klo boleh tahu…sebenarnya paspor biometrik dimulai resminya tahun berapa, …kr sy baca di web, …biometrik y di lakukan skrg belum resmi….cuma percobaan

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Curhatan Mahasiswi Teknik Sipil

DONGENG : Timun Suri

Corona Mengajarkan untuk Bersyukur