Bilik Renung
Beberapa hari yang
lalu gue baru ketemu lagi sama sahabat gue waktu kuliah. Ya kami sekedar
ngobrol tentang hal-hal apa aja yang udah kami lalui dan lakui ketika hampir 1
tahun ga ketemu. Inti cerita, sahabat gue ini ngeluh tentang hidupnya, ngeluh tentang
kerjaannya, dan menganggap kalo hidupnya ga berkembang. Lalu pembicaraan pun
berlanjut membahas tentang sahabat kami yang lain, sebut aja Mrs X. ya sahabat
gue ini pun bercerita betapa nikmatnya menjadi Mrs X yang terlihat sekarang
udah sukses dan mapan. Di tengah pembicaraan itu gue Cuma ngebatin, kok bisa ya
sahabat gue ini iri ama Mrs X, padahal dalam hati kecil gue, gue iri sama
sahabat gue yang udah kerja, dan punya sallary gede….sedangkan gue???gue masih
terpojok dengan tesis gue yang bentar lagi genap berumur 1 tahun di ribaan
laptop gue.
Malamnya, gue pun
ngobrol via BBM sama sahabat lama gue yang lain, sebut saja Mr Y. Intinya Mr Y
pun merasa dirinya ga berkembang, punya sallary gede tapi merasa ga punya
greget hidup kayak Mrs X. lagi-lagi gue pun bingung. Kenapa sahabat-sahabat gue
yang sebenernya sukses (menurut kategori gue) mengeluh dan merasa kurang?
Secara ga sadar,
sebenernya jauh dalam hati gue, gue iri dengan mereka sendiri. Kenapa gue iri?
Karena gue merasa mereka udah bisa hidup mandiri, hidup menghasilkan sesuatu,
bisa nabung sesuatu. Sedangkan gue? Gue masih berlindung di bawah ketek nyokap
gue dan setiap bulan gue masih nadah uang bulanan dari orang tua. Menurut gue
ini miris.
Tanpa sadar gue
ngomong ke seseorang sahabat kost gue “Kenapa ya sahabat-sahabat gue udah
melalang dunia, sudah sukses, sudah kerja. Sedangkan gue masih gini aja. Ibarat
kata nih, mereka udah keliling dunia ribuan kali dan gue masih aja di suatu
kota kecil”…lalu sahabat gue ini menjawab dengan santai “nad, hidup itu udah
ada yang ngatur. Tuhan tuh udah nyiapin jalannya masing-masing. Pasti indah
pada waktunya”
Ya jawaban
sederhana itu bener-bener nampar gue. Lalu gue pun teringat dulu Mrs X pernah
berkata ama gue, intinya dia iri sama gue yang punya kesempatan buat S2.
Dari kasus di atas,
gue jadi bisa menyimpulkan kalo kebahagian antara satu orang dengan orang
lainnya itu berbeda. Mungkin kita pikir si A lebih bahagia daripada hidup kita,
tapi mungkin Si C menganggap jadi kita itu luar biasa bahagianya. Jadi bener
deh kalo ada pepatah yang bilang “rumput tetangga selalu terlihat lebih indah
dan hijau dibanding rumput sendiri”
Dengan bersyukur
menurut gue itu adalah salah satu cara untuk memulai kebahagian dalam hidup. So
mulailah bersyukur dengan hal-hal yang sederhana. Misalanya seperti bersyukur
terlahir di keluargamu, bersyukur memiliki anggota badan lengkap, bersyukur
bisa bernafas dll. Memang sih bersyukur itu gampang-gampang susah dan terdengar
klise. Tapi ketika pikiran dan jiwamu bisa menerima apa yang terjadi dalam
kehidupan kalian…disitulah kalian menikmati hidup secara utuh J
Komentar
Posting Komentar